TALAUD, nyiurtimes.com – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud fokus menarik minat para investor untuk berinvestasi di wilayah perbatasan ini.
Kepala Dinas Penanaman Modal dn Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPM-PTSP) Drs Alexander Tampoli mengatakan, 2018 pihaknya lebih memprioritaskan satu sektor untuk menggaet investor. Sektor pertanian dan industri kecil pengolahan serat pisang abaka merupakan salah satu komoditi unggulan daerah. Saat ini kata Tampoli, pihaknya sementara melakukan kajian yang nantinya dituangkan dalam proposal dalam upaya menggaet penanam modal. Selama ini menurut Tampoli, pemerintah daerah terlalu banyak bergantung pada bantuan dana pemerintah pusat.
“Kita tak boleh terlalu berharap dan bergantung pada dana pemerintah pusat yang bersumber dari APBN. APBN kebanyakan hanya habis untuk pembayaran gaji, operasional dan beberapa pembangunan. Nah, karena itu pemerintah harus membuka kran investasi,” ujarnya.
Kualitas serat pisang abaka di Talaud yang telah diakui sebagai salah satu serat terbaik bahan baku uang dollar, tali kapal dan sebagainya, dapat berpeluang mendatangkan penerimaan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Tahun ini kitamencoba fokus pada serat abaka. Karena permintaan pasar dunia untuk serat abaka sebesar 600 ribu ton pertahun. Yang baru dapat dipenuhi 90.000 ton yang disuplai Ekuador dan Filipina. Berarti masih ada 500 ribu lebih ton yang dibutuhkan. Talaud memiliki peluang untuk memenuhi itu ,” ungkap Tampoli.
Ia menambahkan, serat pisang abaka memiliki prospek cerah. Hanya saja harga beli dalam daerah terbilang rendah dan tak sebanding dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan petani atau kelompok masyarakat yang mengolah serat tersebut.
“Di Talaud serat pisang abaka hanya dibeli seharga Rp10 ribu perkilogram. Sementara di luar daerah 30.000 perkilogram. Ini yang membuat masyarakat lebih memilih untuk mengais rezeki sebagai petani kopra atau padi, nelayan dan lainnya ketimbang mengolah serat abaka,” jelasnya.